Rabu, 28 Februari 2024

Syair Lagu Belum Siap Kehilangan

Sewindu sudah

Ku tak mendengar suaramu (suaramu)

Ku tak lagi lihat senyumanmu (senyumanmu)

Yang s'lalu menghiasi hariku (menghiasi hariku)


Sewindu sudah

Kau tak berada di sisiku

Kau menghilang dari pandanganku (pandanganku)

Tak tahu kini kau di mana (kau di mana)


Ternyata belum siap aku

Kehilangan dirimu

Belum sanggup untuk jauh darimu

Yang masih s'lalu ada dalam hatiku


Sewindu sudah

Kau tak berada di sisiku

Kau menghilang dari pandanganku, oh-oh

Tak tahu kini kau di mana, ho-oh


Ternyata belum siap aku

Kehilangan dirimu

Belum sanggup untuk jauh darimu

Yang masih s'lalu ada dalam hatiku


Tuhan, tolong mampukan aku

'Tuk lupakan dirinya

Semua cerita tentangnya yang membuatku

S'lalu teringat akan cinta yang dulu hidupkanku


Ho-ho

(Sewindu sudah)

Hu-hu (hu-ha)


Ho-oh

Ternyata belum siap diriku

Kehilangan dirimu

Belum sanggup 'tuk jauh darimu

Yang masih s'lalu ada dalam hatiku


Tuhan, tolong mampukan aku

'Tuk lupakan dirinya (lupakan dirinya)

Semua cerita tentang dirinya yang membuatku

S'lalu teringat akan cinta yang dulu


S'lalu teringat akan cinta yang dulu

Hidupkanku

Hm-hm

Cerpen Kemiskinan Tak Jadi Penghalang

 Di sebuah desa kecil di Jawa Tengah, hiduplah seorang anak perempuan bernama Rara. Rara berasal dari keluarga yang sangat miskin.

Ayahnya hanya seorang petani penggarap yang penghasilannya tidak seberapa. Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang membantu ayahnya di sawah.

Meskipun hidup dalam kemiskinan, Rara adalah seorang anak yang cerdas dan bersemangat. Ia selalu bercita-cita untuk menjadi dokter agar bisa membantu orang-orang yang membutuhkan.

Rara selalu belajar dengan giat. Ia sering membantu ayahnya di sawah setelah pulang sekolah. Ia juga sering membantu ibunya di rumah.

Rara tidak pernah mengeluh dengan keadaannya. Ia selalu percaya bahwa dengan kerja keras, ia bisa meraih impiannya.

Suatu hari, Rara lulus dari SMA dengan nilai yang sangat memuaskan. Ia diterima di satu di antara universitas terbaik di Indonesia.

Rara sangat bahagia. Ia akhirnya bisa mewujudkan impiannya untuk menjadi dokter. Rara harus meninggalkan kampung halamannya untuk kuliah di Jakarta.

Ia harus tinggal di asrama dan bekerja paruh waktu untuk membiayai kuliahnya. Meski begitu, Rara tidak pernah menyerah. Ia selalu belajar dengan giat dan bekerja dengan tekun.

Setelah lulus dari kuliah, Rara langsung bekerja di sebuah rumah sakit. Ia bekerja dengan sangat rajin dan penuh dedikasi. Rara selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada pasien-pasiennya.

Rara akhirnya berhasil meraih impiannya. Ia menjadi seorang dokter yang sukses. Ia tidak pernah lupa dengan kampung halamannya. Ia selalu membantu orang-orang yang membutuhkan di kampungnya.

Rabu, 21 Februari 2024

Puisi Sahabatku

Hai Sahabatku...

Sudah lama aku tak mendengar suara indahmu...
Suara yang sudah lama tak kudengar kembali...
Suara yang dahulu pernah menjadi motivasi hidupku...

Bisakah aku melihat mata indahmu lagi?
Mata yang membawaku ke alam yang tentram dan damai...
Disaat aku melihat matamu, seakan aku merasakan kebahagiaan
Aku rindu segalanya tentang dirimu!

Kita yang dahulu selalu bersama
Kita yang dahulu saling berbagi tawa dan duka
Kita yang dahulu saling menjaga rahasia hati
Apakah kau juga rindu padaku?

Seakan aku harus menggapai langit ketujuh
Jauh sekali!
Mungkinkah aku bisa bertemu denganmu lagi?
Bisakah kita kembali sedia kala?

Menyalurkan semua kebahagiaan satu sama lain
Berbagi beban hidup tanpa ada rasa sungkan
Akankah keajaiban datang kepadaku?
Kuharap Tuhan mendengar doaku...